Iklan

Mobile recent

Berburu Takjil di Kota Duri: Tradisi, Ekonomi, dan Kearifan Lokal

Redaksi
2.3.25, 02 March WIB Last Updated 2025-03-02T10:54:46Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 



DURI - Ramadhan selalu membawa suasana berbeda di setiap kota, terutama ketika sore menjelang dan masyarakat mulai berburu takjil. Di Pasar Lambung yang berada di Simpang Rangau Kelurahan Pematang Pudu, Kota Duri, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, tradisi ini bukan sekadar aktivitas kuliner, tetapi juga cerminan budaya, dinamika ekonomi, dan manifestasi kearifan lokal yang terus hidup dari generasi ke generasi. 



Dari pasar tradisional hingga pedagang kaki lima di pinggir jalan, berburu takjil adalah ritual tahunan yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam harmoni khas bulan suci. 





 Tradisi Takjil: Antara Religi dan Budaya

 


Takjil bukan sekadar hidangan berbuka puasa. Dalam perspektif Islam, berbuka dengan makanan ringan adalah bagian dari sunnah Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan umatnya untuk memulai berbuka dengan kurma atau air sebelum melanjutkan dengan makanan berat. Namun, dalam praktiknya, takjil telah berkembang menjadi fenomena budaya yang berakar pada selera, tradisi, dan kearifan lokal masing-masing daerah.



Di Kota Duri, berburu takjil menjadi agenda rutin yang ditunggu-tunggu. Sejak pukul empat sore, masyarakat mulai memadati titik-titik penjualan takjil, dari kawasan Jalan Sudirman, Hang Tuah, hingga sepanjang Jalan Simpang Rangau. Berbagai makanan khas hadir di lapak-lapak pedagang, seperti kolak pisang, es timun suri, cendol, serabi, pempek, hingga bubur kampiun yang menjadi favorit banyak orang.


Berburu takjil di Kota Duri bukan hanya soal memuaskan selera, tetapi juga fenomena ekonomi yang menarik. Ramadan membawa berkah bagi para pedagang kecil dan menengah. Banyak warga yang memanfaatkan momentum ini untuk berjualan makanan dan minuman berbuka, baik di pasar tradisional maupun di pinggir jalan.


Berdasarkan pengamatan, banyak pedagang musiman yang muncul selama Ramadhan. Mereka yang sehari-hari bukan pedagang makanan tiba-tiba menjadi penjual es buah, kolak, atau gorengan. Fenomena ini menarik karena menunjukkan fleksibilitas ekonomi masyarakat. Seorang ibu rumah tangga yang biasa hanya memasak untuk keluarga, misalnya, bisa mendadak menjadi penjual bubur sumsum dan mendapat penghasilan tambahan yang cukup signifikan.


Semoga postingan ini bermanfaat, dan jangan lupa baca doa berbuka puasa ya sebelum menyantap makanan berbuka. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ya...(AR)

Komentar

Tampilkan

Terkini